Percampuran budaya ini
terjadi dikarenakan pada zaman dulu masyarakat kita telah menggenal dan
melakukan kegiatan perdagangan dengan bangsa lain, sebut saja bangsa India,
Portugis dan Spanyol. Kemudian masing-masing mereka pasti membawa budaya dari
tempat asalnya, maka terjadinya proses akulturasi budaya merupakan suatu proses
yang alami apabila terjadi suatu hubungan atau pertemuan antar
manusia.
Berangkat dari budaya
lokal diatas, ketika penggaruh India masuk melalui perdagangan, masyarakat
Indonesia yang telah mempunyai budaya sendiri pun tidak serta merta menerima
budaya tersebut, tetapi lebih dahulu melalui preses percampuran yang melibatkan
budaya lokal dan budaya asing. Proses ini mengakibatkan adanya perbedaan antara
kebudayaan yang ada pada daerah asal budaya tersebut dengan budaya yang ada di
Indonesia. Seperti agama hindu yang dibawa oleh bangsa India, pada tempat
asalnya agama hindu menggenal sistem kasta dan sistem ini berlaku dengan sangat
keras, dimana terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara hak kaum sudra
dengan hak kaum brahmana, ksatria ataupun waisya.
Datangnya pedagang
dari India dengan membawa pengaruh agama hindu, tidak dapat dipungkiri adalah
sebagai pembuka jalan pikiran bangsa Indonesia untuk lebih menggenal budaya
bangsa lain yang lebih maju. Tapi dengan adanya sistem kasta yang dibawa,
adalah merupakan bibit dari adanya feodalisme dalam masyarakat Indonesia yang
terus bertahan sampai sekarang, walaupun sudah agak mendingan jika dibandingkan
dengan zaman dahulu, dimana sistem ini berkembang dengan subur.
Meskipun masyarakat
Indonesia tidak luput dari pengaruh tersebut, tapi sistem kasta yang ada
berbeda dengan sistem kasta yang ada di India, di Indonesia sistem kasta yang
ada diberlakukan dengan lebih lembut dan lebih menghargai kaum terendah
(sudra), hal ini juga dikarenakan adanya peranan kebudayaan lokal yaitu budaya
untuk menghargai sesama yang telah mengakar kuat dalam sendi-sendi kehidupan
bangsa Indonesia, kelokalan itulah yang nampaknya berhasil meminimalisir dampak
dari adanya sistem kasta.
Percampuran kebudayaan
juga terjadi pada budaya Arab Islam yang juga dibawa oleh pedagang dari India,
meskipun dalam budaya yang dibawa tidak terdapat sistem kasta yang nanti dalam
perkembangannya menjadi sistem feodal, tapi oleh karena sistem feodal ini sudah
mengakar kuat, maka yang terjadi adalah pemisahan dan pemecahan masyarakat
menjadi beberapa kelompok, antara kelompok bangsawan yang dalam hal ini adalah
para raja atau sultan dengan para rakyat jelata, padahal dalam islam sendiri
tidak pernah ditemui ada ajaran yang memuat tentang pengelompokan manusia atas
dasar kekuasaan.
Feodalisme yang telah
mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia adalah merupakan satu bentuk
pengklasifikasian dan pemecahan terhadap masyarakat kita, meskipun itu bukan
merupakan budaya asli yang timbul dari masyarakat kita dan hanya merupakan satu
bentuk yang terwujud dari proses percampuran kebudayaan. Akan tetapi
permasalahan yang ditimbulkan oleh hal tersebut sangat besar peranannya, jika
kita melihat apa yang berlaku dimasyarakat hari ini sangat jelas tergambar
suatu budaya yang jika boleh saya menyebutnya adalah suatu kejahatan terhadap
keadilan, dimana masyarakat yang miskin masih dibebani dengan keharusan memberi
penghormatan terhadap kelompok masyarakat yang lebih kaya, padahal masyarakat
miskin nyatanya lebih berhak untuk memperoleh penghormatan dari yang kaya.
Hal yang
patut diperhatikan disini adalah bagaimana suatu proses akulturasi budaya yang
terjadi dalam perjalanan bangsa ini menuju bangsa yang lebih maju. Memang
segala sesuatu yang ada pasti punya sisi negatif dan sisi positif, namun ini
adalah resiko yang harus diambil dalam perjuangan untuk mewujudkan kualitas
hidup yang lebih baik.
Meskipun angka merah
telah diberikan pada nilai sejarah kebudayaan Indonesia dalam kaca mata
pengetahuan dan diklasifikasikan sebagai bangsa yang primitif, kita tidak perlu
menolaknya sebaliknya kita patut sadar bahwa pada dasarnya tidak ada bangsa
yang begitu lahir langsung dapat membuat kapal terbang atau apapun yang berbau
teknologi mutakhir, tapi mereka juga berangkat dari keprimitifan dan
keterbelakangan. Namun mereka terdorong untuk mampu bangkit dari keprimitifan
dan keterbelakangannya sehingga dapat menciptakan kualitas hidup yang lebih
baik. Sekarang tinggal kita, apakah mau dan mampu bangkit dari segala
ketertinggalan kita ataukah hanya diam dan merenung sambil menunggu datangnya
malaikat yang membawa perubahan.
Bangsa melayu, yang
dalam hal ini lebih merunjuk kepada bangsa Indonesia, dipandang rendah oleh
sebagian golongan. Pandangan rendah itu diperoleh hampir dari semua segi, entah
dari segi asal-mula datangnya manusia, kebudayaan, peradaban dan sistem
pemikiran. Terlebih dari sudut budaya, mereka mengganggap bahwa dimasa lalu
Indonesia tidak lebih dari bangsa primitif disaat bangsa barat telah menggenal
apa yang dinamakan kebudayaan modern.
Namun seiring dengan
perjalanannya, bangsa Indonesia secara berlahan tapi pasti mulai mengenal
kebudayaan modern, hal ini tentunya tidak terlepas dari peranan adanya
pertemuan dan percampuran dengan budaya lain. Sebut saja bangsa Belanda, salah
satu bangsa yang telah menggenalkan pada bangsa ini pada apa yang disebut
dengan kebudayaan modern.
Pada awalnya
kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia hanya untuk berdagang, namun setelah
mengetahui bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang kaya raya maka timbullah niat
untuk menguasai dan mengeksploitasi semua yang ada dibumi nusantara. Penjajahan
bangsa Belanda memang menyisakan duka yang sangat dalam dan menjadi lembaran
suram dalam perjalanan bangsa ini, terlebih lagi bagi sebagian orang yang masih
trauma akan keganasan penjajahan Belanda.
DAMPAKNYA BAGI MASYARAKAT INDONESIA
Masuknya budaya asing di Indonesia juga berdampak pada masyarakat. Berikut
dampaknya bagi masyarakat Indonesia:
Dampak Positif :
·
Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yang maju
sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
·
Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri
kita sendiri ke luar negeri.
·
Terjadinya akulturasi budaya yang mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru
yang unik.
Dampak Negatif :
·
Dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia,
·
Dapat terjadi proses perubahan sosial didaerah yang dapat mengakibatkan
permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi
goyah.
·
Masuknya budaya asing yang lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat
baik tua maupun muda, dan parahnya yang ditiru biasanya yang jelek2 meniru
perilaku yang buruk
·
Adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena
adanya percampuran antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan dari luar, bisa
juga karena memang tidak ada generasi penerus yang melestarikan budaya
tersebut.
·
Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat. Generasi muda lupa akan
identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena perilakunya banyak meniru budaya
barat.
·
Menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian
terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dengan gotong
royong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar